TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Putra Mahkota {3}



Putra Mahkota {3}

0"Istriku, kenapa kau menjadi lemah seperti ini."     
0

"Aku bukan lemah, suamiku. Aku benar-benar bukan lemah. Hanya saja aku ingin meminta sebuah peradilan kepada putraku. Jika kau tak menganggap Liao Xuan adalah putramu, maka biarkan aku menganggap dia sebagai putraku. Kesalahannya hanya sekali, dia jatuh cinta kepada wanita yang bukan pilihanmu. Meski menurutku, Dewi itu meski setengah manusia tapi dia cukup baik dan sopan. Saat istana menghadapkan dia di balai istana dia hanya tertunduk tanpa melakukan perlawanan, padahal jelas, dia adalah wanita, dia menanggung malu itu sendiri. Dan putraku tidak salah, janjimu adalah janji yang telak, suamiku. Kau mengatakan sebelum putraku pergi berperang untuk melindungi Dewi itu, melindunginya ketika dia sedang menjalankan hukuman. Namun nyatanya apa? Dia sampai meninggal, dia hanya setengah manusia dan dia sampai meninggal, padahal putra kita sudah setuju untuk menjadikan putri dari Raja laut menjadi istri pertama yang berarti sosok itu adalah calon Ratu penerusku. Dia sama sekali tak masalah, asalkan kekasihnya menjadi selirnya. Tapi apa yang kamu lakukan? kamu mengecewakannya, sebagai Ayah kamu telah banyak mengecewakannya, dan setelah semua itu terjadi, setelah semua hasutan dan semua hal yang terjadi itu, kau langsung menganggap kasus ini tuntas, kau merenung di depan gerbang istana langit, namun kau tak melakukan tindakan apa pun. membiarkan putra kesayanganmu, katamu pergi begitu saja di alam iblis yang sangat mengerikan itu. sudah berapa ribu tahun ini terjadi? puluhan ribu tahu namun kau sama sekali tidak berusaha untuk membuat sebuah peradilan yang baik. apakah si pembunuh kekasih putramu sudah ditemukan? Bahkan kau mengabaikannya, hanya karena dia setengah Dewi? Tapi dia adalah makhlukmu juga, dia patut mendapatkan peradilan yang nyata, terlebih lagi ini menyangkut putramu, ini menyangkut masa depan putramu yang telah kau gadekan dengan sempurna!" marah Ratu Langit.     

Mendengar hal itu, Raja Langit hanya diam, dia hendak berbicara namun di luar dia sudah melihat Xie Ming Zhen datang dengan sebuah pengumuman.     

"Kita bahas ini nanti, ada Pangeran Ming Zhen,"     

"Aku hanya berharap semoga, putraku tak memiliki dendam apa pun kepada ayahnya. Dan saat itu tiba, ketika langit merindukan Raja yang sebenarnya, putramu enggan kembali ke langit dan hanya penyesalan yang kau akan rasakan, suamiku,"     

"Yang Mulia Ratu, apakah ada sesuatu yang salah? Apakah hamba mengganggu percakapan kalian?" Xie Ming Zhen pun bertanya, dia melihat dengan jelas ketika Ratu Langit tampak berdebat a lot dengan Raja Langit dengan sangat nyata. terlebih dia melihat jika Ratu Langit tampak menghapus air matanya dengan kasar.     

"Bukan, putraku. Aku tidak ada apa-apa. Hanya saja kami sedang membahas persiapanmu untuk menjadi Putra Mahkota Pengganti dan sedikit bernostalgia dengan Yang Mulia Raja…," kata Ratu Langit sambil tersenyum simpul. "Bagaimana, apakah semuanya sudah siap? Apakah semuanya aman dank au sudah siap untuk melakukan prosesi ini? aku harap kau jangan terlalu cemas, Pangeran Xie, kau harus rileks, karena ini adalah hari besar untukmu," kata Ratu Langit.     

Xie Ming Zhen langsung mencium tangan Ratu Langit kemudian dia memberi hormat dengan sangat patuh, seolah seorang anak yang paling patuh kepada orangtuanya yang tidak ada tandingannya sama sekali.     

"Hamba benar-benar beruntung bisa diberkati oleh Yang Mulia Ratu seperti ini, dan Yang Mulia Raja, hamba juga ingin meminta restu kepada Yang Mulia Raja. Hamba memang benar banyak salah sekali, dan banyak kurangnya. Namun hamba berjanji dan akan berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjadi pengganti Putra Mahkota dengan baik, sampai Putra Mahkota kembali kesini. Ya, meski ketika kami bersama dulu kami sering bertengkar dan berdebat, nyatanya ketika dia tidak ada hamba benar-benar merindukannya, hamba merindukan sosok tengil yang jahil itu,"     

Xie Ming Zhen pun melirik Ratu Langit yang kembali menitikan air mata, dia tersenyum puas melihat Ratu Langit tampak bersedih, sebuah imbalan dari apa yang telah dia lakukan, sebuah hal yang harus menjadi bayaran yang setimpal atas semua hal yang ada. Dan akhirnya, ibunya memang telak atas semua ini.     

Ya, ibunya, Xie Ming Zhen pun masih memiliki niatan untuk menjadikan ibunya sebagai Ratu Langit untuk menggantikan Ratu Langit yang sekarang. dia akan semakin bahagia dan bangga melihat semua mimpinya itu menjadi kenyataan, dan satu persatu semua yang ada di sini akan dilengserkan dengan sempurna, dia akan melakukan banyak hal sekali dalam satu waktu. Dan pada akhirnya, dia akan menjadi sosok paling tangguh, penguasa paling tangguh yang pernah ada di muka bumi ini.     

"Baiklah, sekarang mari kita pergi ke aula istana. Aku yakin jika semua Dewa dan Dewi sudah menunggu kita di sana. Kita akan melakukan ritual ini, dan akan membuatnya semakin mudah, sebelum purnama bergeser. Karena sekarang purnama sudah tepat di atas kepala kita."     

"Baiklah, Yang Mulia."     

Setelah itu mereka semua akhirnya berjalan menuju aula istana, menuju pada bagian istana yang paling sakral dan inti. Xie Ming Zhen bahkan terus tersenyum, dia sama sekali tidak bisa membayangkan jika hari ini akan tiba pada dirinya dan dirinya akan menjadi yang terbaik sekarang. Putra Mahkota Kerajaan Langit, akan dia dapatkan dengan begitu mudah dan menyenangkan, dan dia akan melakukan banyak hal untuk menakhlukkan itu semua. Untuk kemudian, Xie Ming Zhen pun memilih untuk berjalan di belakang Raja dan Ratu Langit. dia berdiri di luar bersama dengan ibunya, membiarkan Raja dan Ratu Langit masuk ke aula istana kemudian keduanya duduk. Semua Dewa dan Dewi tampak memberi hormat, mereka pun langsung memandang ke sekitar ruangan.     

"Hari ini akan banyak hal yang terjadi, salah satunya adalah pengangkatan Pangeran Xie menjadi Putra Mahkota sementara di istana langit ini. berhubung Putra Mahkota yang pertama masih dalam menjalani masa hukuman dan belum bisa kembali, sementara banyak sekali tugas dan tanggung jawab yang harus dijalani sebagai Putra Mahkota Kerajaan Langit. sembari menunggu Putra Mahkota pertama datang. Jadi untuk Pangeran Xie, silakan masuk ke dalam balai aula agung istana."     

Mendengar perintah itu, Xie Ming Zhen pun langsung masuk dengan patuh, dia kemudian menundukkan kepalanya dan memberi hormat kepada Raja dan Ratu Langit dengan patuh. Berlutut di depan semua yang ada di sana dengan senyuman yang begitu sulit untuk diartikan. Selir Meng, tampak memandang hal itu dengan bangga, dia kemudian duduk di salah satu kursi yang telah disiapkan, memandang putranya dengan senyuman seolah dia sangat puas dengan apa yang akan terjadi sekarang ini. ya, dia sangat bangga dengan kemenangan pertama mereka.     

"Apakah prosesi ini masih akan dianggap sah jika Putra Mahkota Kerajaan Langit yang asli datang?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.